Langsung ke konten utama

Pendidikan Politikkah?

Rupa-rupanya gegap-gempita politik yang di share melalu panggung-panggung media, mendorong setiap kalangan untuk berucap dan bercuap-cuap tentang segala isu yang mengiringinya. Para politisi, eksekutif, praktisi, pegawai pemerintah, pegawai swasta, petani, nelayan, maupaun para pekerja lainnya bahkan anak-anak PAUD-pun juga turut andil bersuara tentang trend politik terkini.

Cuap-cuap itupun kemudian bahkan meningkat menjadi diskusi hangat, saling mempengaruhi satu-sama
lain menggunakan melalui adu akal bahkan okol, hanya gara-gara politik. Tidak sedikit para tukang becak yang semula berbincang ringan disertai senda gurau serba nyaman, namun tiba-tiba berselisih paham dan berseteru, hanya gara-gara berebut pengaruh pilihan politik. Tak jarang juga anak-anak kecil yang bermain kelereng, dakon, karet gelang, play station, dengan ciri khas kekanakannya asyik bermain, namun juga tiba-tiba bertengkar, hanya gara-gara berselisih pilihan pilitik, yang mungkin sudah menguat berkat sentuhan bertubi-tubi oleh informasi media ataupun oleh rutinitas diskusi para orang tuanya, tetangganya, atau celotehan masyarakat lainnya yang lalu-lalang di sekitar tempat bermain mereka.

Ya. Politik sudah menjadi konsumsi semua lapisan masyarakat dari semua kalangan.

Pertanyaannya apakah yang demikian ini merupakan salah indikator dari keberhasilan pendidikan politk?

Monggo, kita diskusikan lebih lanjut.

Bondowoso, Mei 2014
Al Faqir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wiro Sableng #98 : Rahasia Cinta Tua Gila

WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : TUA GILA DARI ANDALAS SATU Sepasang mata Sabai Nan Rancak memandang tak berkesip pada orang bercadar yang tegak di hadapannya. Dia seolah berusaha menembus cadar untuk melihat wajah orang berpakaian serba kuning itu, untuk mengetahui siapa orang ini adanya. "Siang telah bergerak menuju petang. Terima kasih kau telah sudi datang memenuhi undangan." Si cadar kuning berkata. Sabai Nan Rancak memasang telinganya baik-baik. Sebelumnya dia telah beberapa kali bertemu dengan orang ini dan telah beberapa kali pula mendengar suaranya. Dalam hati Sabai Nan Rancak berkata. "Aku masih belum bisa memastikan apakah orang ini lelaki atau perempuan. Kalau bicara kata-katanya seperti berpantun. Setiap bicara agaknya dia mengerahkan tenaga dalam untuk menutupi suara aslinya. Namun berat dugaanku dia seorang perempuan." "Waktuku tidak banyak. Ada beberapa urusan penting menungguku. Jadi kuhar

Malaikat Kecil

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, "Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan." Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Lala tampak ketakutan, air matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (curd rice). Lala anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibuku dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada ?cooling effect? (menurunkan panas dalam). Aku mengambil mangkok dan berkata, "Lala sayang, demi Papa, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti Mamamu akan teriak2 sama Papa." Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Lala mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata ?Papa, aku akan makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan aku habi

ORANG BESAR

Orang "besar" keturunan orang "besar" itu sudah biasa, karena mereka memang memiliki kesempatan terbuka untuk meraihnya. Tetapi menjadi "besar" di bawah sempitnya kesempatan memilikinya adalah luar biasa. Ketahuilah, bahwa setiap orang berhak meraihnya, apapun keadaannya. Bondowoso, Mei 2014 Al faqir