Langsung ke konten utama

MEMILIH DEWASA

MEMILIH UNTUK DEWASA


Kehidupan merupakan pendidikan yang terbaik, yang kebaikannya tak tertandingi oleh lembaga-lembaga pendidikan formal apapun dan manapun. Pengalaman adalah guru besarnya. Gesekan antar sub sistem dalam lembaga pendidikan, merupakan suatu proses pembelajaran yang bermakna besar, sebesar perasaan, pikiran bahkan pertaruhan jiwa yang diciptakan dan dikorbankan para murid dan guru-guru di lembaga tersebut.
Gesekan-gesekan pembelajaran tersebut sangat menentukan besar-kecilnya keberhasilan setiap individu dalam proses tersebut. Hal yang sangat menentukan adalah kecerdikan individu dalam memilih setiap kebaikan kurikulum dalam gesekan tersebut.

Memilih bukanlah takdir. Memilih merupakan tindakan hati-hati untuk menyeleksi nilai-nilai positif yang harus diambil dan diintegrasikan ke dalam setiap pribadi murid dan guru kehidupan. Memilih juga merupakan upaya membijaki setiap temuan negatif sebagai dasar renungan menuju kesimpulan positif. Bahkan memilih menjadi sebab utama kedewasaan seseorang. Menetapkan pilihan merupakan dasar penetapan kedewasaan seseorang. Kedewasaan seseorang sangat bergantung pada kualitas pilihan akibat gesekan kurikulum kehidupan. Penetapan pilihan bahkan menjadikan hidup menjadi semakin mulia. Kemuliaan seseorang sangat ditentukan oleh seberapa hebat dia mampu menetapkan gesekan kurikulum terpilih bagi kehidupannya.

Banyak sekali ragam pendidikan kehidupan di dunia ini. Lembaga tersebut dapat berupa lembaga pendidikan formal, yang di dalamnya juga terdapat gesekan kurikulum kehidupan atau lembaga pendidikan keluarga, masyarakat, dan alam sekalipun. Semuanya adalah lembaga pendidikan, yang di dalamnya selalu terjadi interaksi guru-murid dalam membijaki jamaknya gesekan kurikulum kehidupan.

Anda bebas memilih. Pilihan yang tepat menjadi anda semakin dewasa. Dan kedewasaan itu adalah taqdir, sebagaimana pilihan yang telah ditetapkan itu sendiri.

Bondowoso, 15 Mei 2014.
Al Faqir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wiro Sableng #98 : Rahasia Cinta Tua Gila

WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : TUA GILA DARI ANDALAS SATU Sepasang mata Sabai Nan Rancak memandang tak berkesip pada orang bercadar yang tegak di hadapannya. Dia seolah berusaha menembus cadar untuk melihat wajah orang berpakaian serba kuning itu, untuk mengetahui siapa orang ini adanya. "Siang telah bergerak menuju petang. Terima kasih kau telah sudi datang memenuhi undangan." Si cadar kuning berkata. Sabai Nan Rancak memasang telinganya baik-baik. Sebelumnya dia telah beberapa kali bertemu dengan orang ini dan telah beberapa kali pula mendengar suaranya. Dalam hati Sabai Nan Rancak berkata. "Aku masih belum bisa memastikan apakah orang ini lelaki atau perempuan. Kalau bicara kata-katanya seperti berpantun. Setiap bicara agaknya dia mengerahkan tenaga dalam untuk menutupi suara aslinya. Namun berat dugaanku dia seorang perempuan." "Waktuku tidak banyak. Ada beberapa urusan penting menungguku. Jadi kuhar

Malaikat Kecil

Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, "Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan." Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Lala tampak ketakutan, air matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/yogurt (curd rice). Lala anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. Ibuku dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada ?cooling effect? (menurunkan panas dalam). Aku mengambil mangkok dan berkata, "Lala sayang, demi Papa, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti Mamamu akan teriak2 sama Papa." Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Lala mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata ?Papa, aku akan makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan aku habi

ORANG BESAR

Orang "besar" keturunan orang "besar" itu sudah biasa, karena mereka memang memiliki kesempatan terbuka untuk meraihnya. Tetapi menjadi "besar" di bawah sempitnya kesempatan memilikinya adalah luar biasa. Ketahuilah, bahwa setiap orang berhak meraihnya, apapun keadaannya. Bondowoso, Mei 2014 Al faqir